Oleh: Riki Ridwana
Gempa dahsyat ancam memporakporandakan kota Bandung, Lembang, Cimahi, Padalarang, dan sekitarnya. Ancaman kerusakan yang ditimbulkan oleh patahan lembang ini bisa seburuk gempa di Yogyakarta silam karena jenis lapisan tanah di cekungan Bandung mirip dengan lapisan tanah di Yogyakarta. Tim riset dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia dalam (HU Tempo, 11 Mei 2010) mendapatkan bukti patahan aktif ini diperkirakan pernah mengguncang cekungan Bandung dengan kekuatan 7 skala richter.
Patahan Lembang membujur dari barat ke timur mulai dari kaki Gunung Manglayang hingga wilayah Parongpong. Bentuknya yang seperti tebing dapat dilihat dari kawasan Lembang. Menurut Akub Tisna Somantri (1998: 87) patahan/sesar adalah pergeseran kedudukan bongkah-bongkah yang terputus hubunganya atau dalam bahasa inggris disebut fault. Lembang fault terjadi karena gaya gravitasi dari lapisan kulit bumi bagian lereng selatan Gunung Sunda Purba untuk mengisi kekosongan pada lubang kepundan gunung tersebut setelah meletus dengan tipe letusan Perret, menurut analisis R.W.van Bemelen.
Mengutip pernyataan dari Brian Atwater dalam (www.sains.kompas.com), peneliti paleotsunami ternama dari United States Geological Survey (USGS), “ancaman bencana Patahan Lembang termasuk kategori kelas dunia. Sebab, patahan ini ternyata berada di dekat kawasan kota yang sangat padat. Hal yang jarang terjadi di dunia”. Temuan menarik lainnya, patahan itu juga memicu aktivitas perut Gunung Tangkuban Parahu, Sri Widiantoro pimpinan tim riset geodesi ITB dalam (HU Tempo, 11 Mei 2010). Lebih berbahaya lagi, Siklus gempa patahan ini antara 400 hingga 700 tahun sedangkan gempa terakhir terjadi 500 tahun silam (www.matabumi.com). Dengan demikian ini merupakan ancaman serius yang perlu penyikapan dini.
Pengetahuan mengenai bahaya ini bukan untuk menimbulkan keresahan, akan tetapi sebaik-baiknya peringatan agar dapat meminimalisasi kerugian yang diakibatkan oleh kejadian alamiah yang bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi. Tidak tepat hanya menunggu kebijakan dari pemerintah atau bahkan berdiam diri menerima takdir. Kesiapan dalam menyikapi ancaman gempa patahan Lembang harus dimiliki oleh setiap orang yang hidup dan bertempat tinggal disekitar kawasan patahan. Sejak sekarang harus sudah dierancankan supaya proses mitigasi dapat dilakukan dengan mudah dan efektif. Wallahualam.
JANTERA
Perhimpunan Pecinta Alam Geografi UPI
30 Maret 2011
25 April 2010
REUNI AKBAR JANTERA
REUNI AKBAR JANTERA
Salam sejahtera.....
Jantera dengan usianya sekarang 33 tahun (1977-2010) tentu telah memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar di seantaro Nusantara (Negara NKRI) dan juga negara-negara tetangganya. Reuni Akbar Jantera ini adalah untuk mengikat tali silaturahmi antara anggota dan keluarga anggotanya. Keterlibatan semua anggota jantera, baik anggota aktif (pengurus) maupun anggota luar biasa (alumni kampus UPI) sangat diharapkan partisipasinya.
Rencana Reuni Akbar..
Waktu : awal JULI 2010 (pada Libur Sekolah)
Tempat : Villa Istana Bunga (Parompong-Bandung))
Acara : Family Gathering (diperkenankan dan sangat boleh membawa KELUARGA)
"SEGERA untuk KONFIRMASI" "SARAN & IDE sangat diHARAPKAN"
Email : jantera@upi.edu
Contact : pengurus jantera ARDY ( 085222900754 ) & SEPTIAN ( 085647747479)
HARAP E-mail kan, Nama; Alamat; HP/contact; email; Angkatan;
Terimakasih
Salam sejahtera.....
Jantera dengan usianya sekarang 33 tahun (1977-2010) tentu telah memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar di seantaro Nusantara (Negara NKRI) dan juga negara-negara tetangganya. Reuni Akbar Jantera ini adalah untuk mengikat tali silaturahmi antara anggota dan keluarga anggotanya. Keterlibatan semua anggota jantera, baik anggota aktif (pengurus) maupun anggota luar biasa (alumni kampus UPI) sangat diharapkan partisipasinya.
Rencana Reuni Akbar..
Waktu : awal JULI 2010 (pada Libur Sekolah)
Tempat : Villa Istana Bunga (Parompong-Bandung))
Acara : Family Gathering (diperkenankan dan sangat boleh membawa KELUARGA)
"SEGERA untuk KONFIRMASI" "SARAN & IDE sangat diHARAPKAN"
Email : jantera@upi.edu
Contact : pengurus jantera ARDY ( 085222900754 ) & SEPTIAN ( 085647747479)
HARAP E-mail kan, Nama; Alamat; HP/contact; email; Angkatan;
Terimakasih
14 April 2010
SURVIVAL
Kemauan dan kemampuan manusia untuk tetap bertahan hidup dalam lingkungan dan sekitarnya sebenarnya merupakan naluri yang manusiawi. Hal ini sebagai penjelmaan dari daya piker makhluk yang sempurna. Naluri seperti ini tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.Dalam kegiatan alam bebas , jangan kamu mengharapkan untuk berada dalam kondisi survival, namun kamu harus tetap mempelajari teknik-teknik mempertahankan hidup (survival) agar kamu tetap waspada dalam melakukan kegiatan di alam terbuka. Sedangkan untuk sebutan survivor adalah orang yang melakukan pertahanan hidup dari keadaan buruk yang ada pada dirinya. Survivor ini biasanya dilakukan oleh perorangan atau kelompok.
DEFENISI SURVIVAL
Survival berasal dari kata “ SURVIVE “ yang artinya berhasil / mampu memepertahankan diri dari suatu keadaan buruk dan kritis.
Sedangkan Survival dalam arti Leksikalnya yang berarti bertahan hidup. Yang dimaksud dengan survival disini adalah kemampuan seseorang untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan di sekitarnya.
GAMBARAN UMUM SURVIVAL
Dalam kondisi Survival, ada beberapa aspek yang kita hadapi :
1. Aspek fisik
Dalam aspek ini termasuk di dalamnya rasa dingin, karena cedera, kelelahan dan kelaparan.
2. Aspek fisiologi (lingkungan)
Dalam aspek ini yang kamu hadapi adalah lingkungn yang tidak kamu kenali, baik itu basah, panas ataupun dingin.
3. Aspek Psikologis
Dalam aspek ini yang dihadapi adalah perasaan takut, kesendirian/kesepian, panik, bingung, marah dan lain-lain.
Untuk bisa mengatasi masalah-masalah diatas yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :
1. Semangat untuk mempertahankan hidup (the Will of Survive)
Bagian ini merupakan hal yang terpenting dalam mengatasi masalah survival, semangat untuk tetap hadup harus tetap ada dalam diri seorang Survivor.
2. Pengetahuan dan ketrampilan.
Ini yang akan menolong kita dalam mengatasi kondisi survival, walau bagaimanapun pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki harus mendukung upaya untuk mempertahnakan hidup, dengan memilki kemampuan yang cukup berarti kita sudah memiliki kesiapan diri dalam menghadapi kondisi yang paling buruk.
3. Peralatan Pendukung.
Beberapa peralatan pendukung merupakan bagianyang tak terpisahkan dalam upaya mempertahankan hidup.
Pedoman dalam survival:
Pelajari keadaan tanah dan alam sekitarnya dimana kita berada.
Carilah sumber makanan dan minuman yang ada di sekitar daerah itu.
Carilah sumber air terdekat yang adapat di temukan.
Hindari sumber bahaya yang mungkin timbul.
Berpikirlah pada hal-hal yang munkin dapat di lakukan.
SUMBER MAKANAN
Makanan merupakan bagian terpenting dalam survival. Makanan bisa kita dapatkan dari binatang maupun yang berasal dari tumbuhan. Makanan yang berasal dari hewan memilki nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tumbuhan. Beberapa jenis hewan dapat kita dapatkan tanpa melalui proses yang terlalu rumit, misalnya : cacing, belalang, kadal, laba-laba. Telur burung, telur semut, kaki seribu dan lain-lain. Dalam kondisi survival jangan berfikir jijik, yang harus diingat adalah kita harus makan, tubuh kita membutuhkan kalori, dan kalori hanya bisa di butuhkan dari makanan.
Binatang yang harus diwaspadai karena bisa membahayakan : Nyamuk, tawon, kelabang, pacet dan lintah, Ular berbisah (contohnya : Ular tanah, ular hijau, ular belang, ular sendok, dll). Ciri umum dari ular berbisa: kepala agak segi tiga, leher kecil, terdapat lekukan antara mata dan lubang hidung, memiliki gigi bisa. Makanan dari tumbuhan walaupun tidak memiliki kalori yang tinggi, namun penting sebagai penambah kalori. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua tumbuhan dapat dimakan, ada beberapa jenis tumbuhan yang perlu kamu hindari, karena mengandung racun yang bisa membahayakan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan:
Ambil tumbuhan yang masih mudah.
Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
Tumbuhan yang tidak berbulu.
Tidak mengandung bau yang kurang sedap.
Sering dijadikan makanan oleh hewan mamalia.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengetahui tumbuhan yang dapat dimakan :
Makan tumbuhan yang sudah kamu kenali betul.
Jangan makan satu jenis tumbuhan saja, tapi makanlah bermacam-macam jenis tumbuhan.
Perhatikan warna buahnya, sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, seringkali warna yang demikian sebagai indikator tumbuhan tersebut mengandung racun alkoloid.
Cara termudah apabila kita ragu dengan tumbuhan tertentu, adalah dengan cara mengoleskannya sedikit pada bagian kulit yang peka, kalau tidak terasa gatal, coba oleskan sedikit bada bagian pinggir lidah, kalau tidak juga terasa gatal beberti tumbuhan tersebut bisa dimakan. (hal diatas tidak berlaku untuk jamur).
Sebaiknya makanan tersebut kita masak terlebih dahulu.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
Umbi di dalam tanah : Jenis talas, kentang, bengkoang, paku tanah.
Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu begonia.
Buah : Kelapa, arbei hutan, konyal, rambutan hutan, salira.
Biji : biji padi, jagung, biji rumput teki.
Bunga : turi, pisang.
Daun, Rasamala, melinjo
AIR
Air merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, dalam kondisi survival air merupakan bagian terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup. Air dapat kita dapatkan bukan dari sumber mata airnya saja, namun bisa juga kita dapatkan dari tumbuhan.
Ada beberapa jenis air yang harus kita pelajari :
a. Air yang langsung bisa kita masak, contohnya : air yang berasal dari mata air, sungai yang belum tercemar ataupun air hujan.
b. Air yang melalui proses yang sederhana sebelum bisa dimasak, Contohnya : air payau, air yang tergenang.
c. Air yang mealui proses yang rumit sebelum bisa di masak, contohnya : air tercemar, air yang mengandung belerang pekat.
Cara memperoleh air selain dari mata air/sungai/danau :
a. Menampung air hujan dengan menggunakan ponco/fly sheet. Caranya ; Ponco kita bentangkan namun agak kendor, pada keempat sisinya atau dengan menggali lubang kemudian pada lubang tersebut kita kelilingi dengan plastik/fly sheet/ponco.
b. Memakai cara kondensasi tumbuhan, caranya : bungkus tumbuhan atau dedaunan dengan plastik, kemudian ikat plastik tadi.
c. Memotong tumbuhan yang mengandung air, contohnya : akar gantung, bamboo, pohon pisang, rotan.
d. Dari tumbuhan yang memiliki simpanan air, contohnya : kantung semar, bamboo,.
e. Dengan cara menggali tanah di sekitar payau. Gali lubang dengan jarak sekitar 3 meter dari daerah payau.
Tanda – tanda adanya air :
a. Di pantat batu.
b. Di lembah dengan ciri-ciri : tumbuhan lebih hijau dan berdaun emas daripada tumbuhan di sekitarnya, banyak jejak binatang (semakin banyak jejak binatang semakin dekat dengan sumber air).
c. Pengendapan.
API
Api merupakan satu unsur yang penting dalam menghadapi kondisi survival, fungsi api bukan hanya untuk measak dan memeberikan kehangatan, namun lebih jauh lagi dengan adanya perapian akan menambah semangat untuk hidup. Membuat perapian bukanlah pekerjaan yang gampang, walaupun hal ini biasa kita kerjakan. Asalkan kita tahu urutan kerja dan persyaratan untuk membuat api. Ada 3 unsur penting dalam membuat api, yaitu :
- Panas
- Bahan Bakar.
- Udara
Ketiga unsure diatas mutlak harus ada dalam perapian, kekurangan unsure panas akan meneyebabkan kesulitan dalam mebuat perapian. Unsur udara juga sangat berpengaruh pada proses pembuatan api. Dan tak kalah pentingnya adalah penyusunan bahan bakar sehingga memudahkan dalam membuat perapian.
BIVOAC/PERLINDUNGAN/SHELTER.
Perlindungan merupakan bagian yang terpenting dalam mempertahankan hidup apabila kita berada dalam kondisi survival. Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana kita membuat perlindungan dengan menggunakan peralatan yang kita bawa ataupun dengan cara memebuat perlindungan dengan menggunakan apa yang ada di alam.
Langkah-langkah dalam membuat perlindungan :
a. Bangunlah bivac pada daerah yang datar, apakah itu berada di punggungan, lembahan maupun di daerah lereng. Perhatian !! sangat tidak dianjurkan untuk membangun shelter di puncak gunung, yang di sekelilingnya tidak terdapat pepohonan. Sebab pada daerah yang demikian akan mengundang petir jika di musim hujan, sedangkan di musim panas suhu di malam hari dan di pagi hari akan sangat dingin (diatas ketinggian 2700 mdpl suhu minimal dapat mencapai 0 derajat celcius). Sebaiknya memilih lokasi yang masih banyak terdapat pepohonan, selain terlindung dari bahaya petir di musim hujan, suhu udara relatif hangat.
b. Perhatikan lokasi di sekeliling, jangan berada pada pohon yang sudah tua, jangan berada pada daerah yang merupakan aliran air, jangan berada pada jalur yang di lalui binatang, sebab akan membahayakan keselamatan.
c. Bersihkan area yang akan dijadikan sebagai tempat membangun tempat perlindungan, bersihkan semak-emak di sekelilingnya, bersihkan humus yang akan di jadikan alas (sering kali di bawah humus terdapat hewan yang membahayakan ).
d. Buat parit sebagai aliran air, hal ini untuk menjaga jika hujan turun.
e. Cari dua bilah kayu yang cukup kuat untuk dijadikan tiang pancang, kemudian gali dua lubang untuk kedua tiang tadi, atau dapat juga diantara dua buah pohon yang cukup kokoh.
f. Perhatikan juga arah angin, jangan membuat perlindungan dengan bagian terbuka mengarah ke arah aliran angin.
g. Jika memakai alat Bantu tali dan ponco : Ikatkan ikatkan kedua ujung tali yang terdapat di fly sheet pada dua buah tiang pancang tadi, perhatikan simpulnya, jangan menggunakan simpul mati, pakailah simpul pangkal. Jika memakai media alam (bivak alam) : cari satu bilah kayu yang cukup kuat sebagai tempat atap, kemudian ikatkan pada tiang pancang tadi. Kemudian buatlah rangka atap, dengan bantuan ranting-ranting yang agak besar, selanjutnya tutupi dengan deaunan, serapat mungkin.
h. Ingat shelter tidak boleh bocor, jadi pada pembuatan shelter memakai alat abntu ponco/fly sheet bentangnya harus kuat, sedangkan yang memakai media alam, atapnya harus rapat.
DEFENISI SURVIVAL
Survival berasal dari kata “ SURVIVE “ yang artinya berhasil / mampu memepertahankan diri dari suatu keadaan buruk dan kritis.
Sedangkan Survival dalam arti Leksikalnya yang berarti bertahan hidup. Yang dimaksud dengan survival disini adalah kemampuan seseorang untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan di sekitarnya.
GAMBARAN UMUM SURVIVAL
Dalam kondisi Survival, ada beberapa aspek yang kita hadapi :
1. Aspek fisik
Dalam aspek ini termasuk di dalamnya rasa dingin, karena cedera, kelelahan dan kelaparan.
2. Aspek fisiologi (lingkungan)
Dalam aspek ini yang kamu hadapi adalah lingkungn yang tidak kamu kenali, baik itu basah, panas ataupun dingin.
3. Aspek Psikologis
Dalam aspek ini yang dihadapi adalah perasaan takut, kesendirian/kesepian, panik, bingung, marah dan lain-lain.
Untuk bisa mengatasi masalah-masalah diatas yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :
1. Semangat untuk mempertahankan hidup (the Will of Survive)
Bagian ini merupakan hal yang terpenting dalam mengatasi masalah survival, semangat untuk tetap hadup harus tetap ada dalam diri seorang Survivor.
2. Pengetahuan dan ketrampilan.
Ini yang akan menolong kita dalam mengatasi kondisi survival, walau bagaimanapun pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki harus mendukung upaya untuk mempertahnakan hidup, dengan memilki kemampuan yang cukup berarti kita sudah memiliki kesiapan diri dalam menghadapi kondisi yang paling buruk.
3. Peralatan Pendukung.
Beberapa peralatan pendukung merupakan bagianyang tak terpisahkan dalam upaya mempertahankan hidup.
Pedoman dalam survival:
Pelajari keadaan tanah dan alam sekitarnya dimana kita berada.
Carilah sumber makanan dan minuman yang ada di sekitar daerah itu.
Carilah sumber air terdekat yang adapat di temukan.
Hindari sumber bahaya yang mungkin timbul.
Berpikirlah pada hal-hal yang munkin dapat di lakukan.
SUMBER MAKANAN
Makanan merupakan bagian terpenting dalam survival. Makanan bisa kita dapatkan dari binatang maupun yang berasal dari tumbuhan. Makanan yang berasal dari hewan memilki nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tumbuhan. Beberapa jenis hewan dapat kita dapatkan tanpa melalui proses yang terlalu rumit, misalnya : cacing, belalang, kadal, laba-laba. Telur burung, telur semut, kaki seribu dan lain-lain. Dalam kondisi survival jangan berfikir jijik, yang harus diingat adalah kita harus makan, tubuh kita membutuhkan kalori, dan kalori hanya bisa di butuhkan dari makanan.
Binatang yang harus diwaspadai karena bisa membahayakan : Nyamuk, tawon, kelabang, pacet dan lintah, Ular berbisah (contohnya : Ular tanah, ular hijau, ular belang, ular sendok, dll). Ciri umum dari ular berbisa: kepala agak segi tiga, leher kecil, terdapat lekukan antara mata dan lubang hidung, memiliki gigi bisa. Makanan dari tumbuhan walaupun tidak memiliki kalori yang tinggi, namun penting sebagai penambah kalori. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua tumbuhan dapat dimakan, ada beberapa jenis tumbuhan yang perlu kamu hindari, karena mengandung racun yang bisa membahayakan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan:
Ambil tumbuhan yang masih mudah.
Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
Tumbuhan yang tidak berbulu.
Tidak mengandung bau yang kurang sedap.
Sering dijadikan makanan oleh hewan mamalia.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengetahui tumbuhan yang dapat dimakan :
Makan tumbuhan yang sudah kamu kenali betul.
Jangan makan satu jenis tumbuhan saja, tapi makanlah bermacam-macam jenis tumbuhan.
Perhatikan warna buahnya, sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, seringkali warna yang demikian sebagai indikator tumbuhan tersebut mengandung racun alkoloid.
Cara termudah apabila kita ragu dengan tumbuhan tertentu, adalah dengan cara mengoleskannya sedikit pada bagian kulit yang peka, kalau tidak terasa gatal, coba oleskan sedikit bada bagian pinggir lidah, kalau tidak juga terasa gatal beberti tumbuhan tersebut bisa dimakan. (hal diatas tidak berlaku untuk jamur).
Sebaiknya makanan tersebut kita masak terlebih dahulu.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
Umbi di dalam tanah : Jenis talas, kentang, bengkoang, paku tanah.
Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu begonia.
Buah : Kelapa, arbei hutan, konyal, rambutan hutan, salira.
Biji : biji padi, jagung, biji rumput teki.
Bunga : turi, pisang.
Daun, Rasamala, melinjo
AIR
Air merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, dalam kondisi survival air merupakan bagian terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup. Air dapat kita dapatkan bukan dari sumber mata airnya saja, namun bisa juga kita dapatkan dari tumbuhan.
Ada beberapa jenis air yang harus kita pelajari :
a. Air yang langsung bisa kita masak, contohnya : air yang berasal dari mata air, sungai yang belum tercemar ataupun air hujan.
b. Air yang melalui proses yang sederhana sebelum bisa dimasak, Contohnya : air payau, air yang tergenang.
c. Air yang mealui proses yang rumit sebelum bisa di masak, contohnya : air tercemar, air yang mengandung belerang pekat.
Cara memperoleh air selain dari mata air/sungai/danau :
a. Menampung air hujan dengan menggunakan ponco/fly sheet. Caranya ; Ponco kita bentangkan namun agak kendor, pada keempat sisinya atau dengan menggali lubang kemudian pada lubang tersebut kita kelilingi dengan plastik/fly sheet/ponco.
b. Memakai cara kondensasi tumbuhan, caranya : bungkus tumbuhan atau dedaunan dengan plastik, kemudian ikat plastik tadi.
c. Memotong tumbuhan yang mengandung air, contohnya : akar gantung, bamboo, pohon pisang, rotan.
d. Dari tumbuhan yang memiliki simpanan air, contohnya : kantung semar, bamboo,.
e. Dengan cara menggali tanah di sekitar payau. Gali lubang dengan jarak sekitar 3 meter dari daerah payau.
Tanda – tanda adanya air :
a. Di pantat batu.
b. Di lembah dengan ciri-ciri : tumbuhan lebih hijau dan berdaun emas daripada tumbuhan di sekitarnya, banyak jejak binatang (semakin banyak jejak binatang semakin dekat dengan sumber air).
c. Pengendapan.
API
Api merupakan satu unsur yang penting dalam menghadapi kondisi survival, fungsi api bukan hanya untuk measak dan memeberikan kehangatan, namun lebih jauh lagi dengan adanya perapian akan menambah semangat untuk hidup. Membuat perapian bukanlah pekerjaan yang gampang, walaupun hal ini biasa kita kerjakan. Asalkan kita tahu urutan kerja dan persyaratan untuk membuat api. Ada 3 unsur penting dalam membuat api, yaitu :
- Panas
- Bahan Bakar.
- Udara
Ketiga unsure diatas mutlak harus ada dalam perapian, kekurangan unsure panas akan meneyebabkan kesulitan dalam mebuat perapian. Unsur udara juga sangat berpengaruh pada proses pembuatan api. Dan tak kalah pentingnya adalah penyusunan bahan bakar sehingga memudahkan dalam membuat perapian.
BIVOAC/PERLINDUNGAN/SHELTER.
Perlindungan merupakan bagian yang terpenting dalam mempertahankan hidup apabila kita berada dalam kondisi survival. Pada bagian ini kita akan membahas bagaimana kita membuat perlindungan dengan menggunakan peralatan yang kita bawa ataupun dengan cara memebuat perlindungan dengan menggunakan apa yang ada di alam.
Langkah-langkah dalam membuat perlindungan :
a. Bangunlah bivac pada daerah yang datar, apakah itu berada di punggungan, lembahan maupun di daerah lereng. Perhatian !! sangat tidak dianjurkan untuk membangun shelter di puncak gunung, yang di sekelilingnya tidak terdapat pepohonan. Sebab pada daerah yang demikian akan mengundang petir jika di musim hujan, sedangkan di musim panas suhu di malam hari dan di pagi hari akan sangat dingin (diatas ketinggian 2700 mdpl suhu minimal dapat mencapai 0 derajat celcius). Sebaiknya memilih lokasi yang masih banyak terdapat pepohonan, selain terlindung dari bahaya petir di musim hujan, suhu udara relatif hangat.
b. Perhatikan lokasi di sekeliling, jangan berada pada pohon yang sudah tua, jangan berada pada daerah yang merupakan aliran air, jangan berada pada jalur yang di lalui binatang, sebab akan membahayakan keselamatan.
c. Bersihkan area yang akan dijadikan sebagai tempat membangun tempat perlindungan, bersihkan semak-emak di sekelilingnya, bersihkan humus yang akan di jadikan alas (sering kali di bawah humus terdapat hewan yang membahayakan ).
d. Buat parit sebagai aliran air, hal ini untuk menjaga jika hujan turun.
e. Cari dua bilah kayu yang cukup kuat untuk dijadikan tiang pancang, kemudian gali dua lubang untuk kedua tiang tadi, atau dapat juga diantara dua buah pohon yang cukup kokoh.
f. Perhatikan juga arah angin, jangan membuat perlindungan dengan bagian terbuka mengarah ke arah aliran angin.
g. Jika memakai alat Bantu tali dan ponco : Ikatkan ikatkan kedua ujung tali yang terdapat di fly sheet pada dua buah tiang pancang tadi, perhatikan simpulnya, jangan menggunakan simpul mati, pakailah simpul pangkal. Jika memakai media alam (bivak alam) : cari satu bilah kayu yang cukup kuat sebagai tempat atap, kemudian ikatkan pada tiang pancang tadi. Kemudian buatlah rangka atap, dengan bantuan ranting-ranting yang agak besar, selanjutnya tutupi dengan deaunan, serapat mungkin.
h. Ingat shelter tidak boleh bocor, jadi pada pembuatan shelter memakai alat abntu ponco/fly sheet bentangnya harus kuat, sedangkan yang memakai media alam, atapnya harus rapat.
9 April 2010
Aneka Panjat Tebing
BOULDERING
dianggap sebagai bentuk murni dari olah raga panjat tebing yaitu memanjat problem/ rute pendek yang kebanyakan enggak terlalu tinggi (sekitar 3m) tanpa tali pengaman. Biasanya rutenya horisontal/ menyamping. Pengaman yang digunakan biasanya crash pad atau matras empuk supaya pada saat jatuh atau kaki medarat tidak sakit/ terluka.
BUILDERING
Hampir sama dengan bouldering hanya saja arena pemanjatan bukannya tebing alam melainkan konstruksi buatan manuasia yang dibangun bukan untuk tujuan olah raga panjat tebing seperti gedung bertingkat, jembatan, tower, tiang dll.
TOPROPING
Pemanjatan dengan tali pengaman yang bisa diibaratkan dengan tali timba disumur. Ember dianggap sebagai pemanjat, penimba dianggap sebagai pembelay sedangkan katrol dianggap sebagai jangkar pengaman (anchor) yang berada di puncak tebing. Pada saat pemanjat mulai memanjat tali yang mengambang/terulur (slack) ditarik oleh pembelay sehingga jika pemanjat jatuh dia enggak akan jatuh ketanah melainkan menggantung seperti ember timba yang menggantung ditengah sumur. Setelah pemanjat sampai dipuncak, pembelay mengulurkan tali untuk menurunkan si pemanjat ke tanah.
LEAD CLIMBING
ada dua macam yaitu Sport Climbing dan Traditional (Trad) Climbing. Berbeda dengan toproping dimana tali pengaman terikat ke pemanjat dan mengulur ke karabiner di puncak tebing dan kembali ke bawah terikat pada belayer, pada lead climbing tali tidak menjulur ke jangkar pengaman di puncak tebing melainkan dari belayer langsung ke pemanjat. Pada saat pemanjat mulai memanjat si belayer mengulurkan tali, kemudian pada interval ketinggian tertentu (misalnya setiap 3 meter) pemanjat terus memasang alat pengaman, jika dia jatuh maka belayer akan mengunci tali pengaman dan pemanjat akan menggantung pada tali yang mengulur keatas ke alat pengaman terakhir yang dia pasang.
Perbedaan dari Sport dan Trad Climbing yaitu dari rute pemanjatan.
Pada Sport climbing rute yang dipanjat umumya di bolted artinya pada interval ketinggian tertentu ada besi berlubang (hanger) yang dipasang/ditempel (menggunakan mur dan juga kadang lem) pada dinding tebing. Pemanjat harus membawa beberapa quickdraws (sepasang karabiner yang diikat oleh sling/tali nylon kuat).Si pemanjat mengklip satu karabiner di quickdraw tsb pada bolt yang ada didinding tebing dan kemudian mengklip tali pengaman pada karabiner yang lain.
Sedangkan pada Trad Climbing, dinding tebing benar2 bersih dari bolts dan hangers, enggak ada pengaman buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Si pemanjat harus membawa alat pengaman sendiri dan memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis pemanjat pertama membuat stasiun belay untuk membelay pemanjat kedua. Pemanjat kedua yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama. Alat pengaman yang digunakan pada Trad Climbing ini bisa berupa friends/ cams, nuts, tricams, hexagon, bigbro dll. Peralatan ini mahal dan enggak bisa sedikit, kamu harus memiliki beberapa set yang terdiri dari berbagai ukuran untuk bisa memanjat rute dengan aman dan baik. Beberapa set ini kemudian biasa disebut RACK (baca: rak).
FREE SOLO
yaitu kategori panjat tebing yang dilakukan sendirian (tanpa partner) pada tebing tinggi tanpa tali pengaman. Alat yang dipakai hanya sepasang sepatu panjat tebing dengan kantong berisi kapur. Jenis pemanjatan ini hanya dilakukan oleh profesional yang sudah bergelut lama dengan tebing. Pemanjat free solo yang bijak biasanya hanya memanjat rute yang sudah ia kenal dengan baik dan ia panjat berkali2 dengan pengaman. Dia juga udah tau betul batas kemampuannya dan enggak pernah memanjat rute yang dianggapnya sulit. Kalaoupun ia mentok ditengah jalan ia berani mundur dengan balik turun ke bawah dan bukannya nekat nerusin pemanjatan ke puncak tebing. Dua free soloer yang sangat terkenal yaitu John Bachar (USA) dan Peter Croft (Canada).
Semua tipe pemanjatan diatas masuk kedalam golongan FREE CLIMBING artinya pada saat pemanjatan, pemanjat hanya menggunakan tangan dan kaki dan tebing panjat untuk naik keatas mencapai akhir rute panjat. Kamu enggak boleh menarik tali quickdraws, menginjak bolts, menggantung pada tali pada saat memanjat. Golongan kedua yaitu AID CLIMBING. Aid artinya alat, dalam golongan ini enggak peduli bagaimana caranya, dengan berbagai macam alat, bahkan tangga yang terbuat dari tali tambang, kamu bisa nyampe ke puncak. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:
BIG WALL CLIMBING
Pemanjatan yang biasanya dilakukan berhari2 dengan melakukan kemping di tebing panjat. Para pemanjat membawa berbagai peralatan yang dapat mempermudah akses vertikal. Ini tipe panjat tebing yang paling banyak memerlukan alat, karena bukan saja alat panjat tetapi juga alat kemping dll.
dianggap sebagai bentuk murni dari olah raga panjat tebing yaitu memanjat problem/ rute pendek yang kebanyakan enggak terlalu tinggi (sekitar 3m) tanpa tali pengaman. Biasanya rutenya horisontal/ menyamping. Pengaman yang digunakan biasanya crash pad atau matras empuk supaya pada saat jatuh atau kaki medarat tidak sakit/ terluka.
BUILDERING
Hampir sama dengan bouldering hanya saja arena pemanjatan bukannya tebing alam melainkan konstruksi buatan manuasia yang dibangun bukan untuk tujuan olah raga panjat tebing seperti gedung bertingkat, jembatan, tower, tiang dll.
TOPROPING
Pemanjatan dengan tali pengaman yang bisa diibaratkan dengan tali timba disumur. Ember dianggap sebagai pemanjat, penimba dianggap sebagai pembelay sedangkan katrol dianggap sebagai jangkar pengaman (anchor) yang berada di puncak tebing. Pada saat pemanjat mulai memanjat tali yang mengambang/terulur (slack) ditarik oleh pembelay sehingga jika pemanjat jatuh dia enggak akan jatuh ketanah melainkan menggantung seperti ember timba yang menggantung ditengah sumur. Setelah pemanjat sampai dipuncak, pembelay mengulurkan tali untuk menurunkan si pemanjat ke tanah.
LEAD CLIMBING
ada dua macam yaitu Sport Climbing dan Traditional (Trad) Climbing. Berbeda dengan toproping dimana tali pengaman terikat ke pemanjat dan mengulur ke karabiner di puncak tebing dan kembali ke bawah terikat pada belayer, pada lead climbing tali tidak menjulur ke jangkar pengaman di puncak tebing melainkan dari belayer langsung ke pemanjat. Pada saat pemanjat mulai memanjat si belayer mengulurkan tali, kemudian pada interval ketinggian tertentu (misalnya setiap 3 meter) pemanjat terus memasang alat pengaman, jika dia jatuh maka belayer akan mengunci tali pengaman dan pemanjat akan menggantung pada tali yang mengulur keatas ke alat pengaman terakhir yang dia pasang.
Perbedaan dari Sport dan Trad Climbing yaitu dari rute pemanjatan.
Pada Sport climbing rute yang dipanjat umumya di bolted artinya pada interval ketinggian tertentu ada besi berlubang (hanger) yang dipasang/ditempel (menggunakan mur dan juga kadang lem) pada dinding tebing. Pemanjat harus membawa beberapa quickdraws (sepasang karabiner yang diikat oleh sling/tali nylon kuat).Si pemanjat mengklip satu karabiner di quickdraw tsb pada bolt yang ada didinding tebing dan kemudian mengklip tali pengaman pada karabiner yang lain.
Sedangkan pada Trad Climbing, dinding tebing benar2 bersih dari bolts dan hangers, enggak ada pengaman buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Si pemanjat harus membawa alat pengaman sendiri dan memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis pemanjat pertama membuat stasiun belay untuk membelay pemanjat kedua. Pemanjat kedua yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama. Alat pengaman yang digunakan pada Trad Climbing ini bisa berupa friends/ cams, nuts, tricams, hexagon, bigbro dll. Peralatan ini mahal dan enggak bisa sedikit, kamu harus memiliki beberapa set yang terdiri dari berbagai ukuran untuk bisa memanjat rute dengan aman dan baik. Beberapa set ini kemudian biasa disebut RACK (baca: rak).
FREE SOLO
yaitu kategori panjat tebing yang dilakukan sendirian (tanpa partner) pada tebing tinggi tanpa tali pengaman. Alat yang dipakai hanya sepasang sepatu panjat tebing dengan kantong berisi kapur. Jenis pemanjatan ini hanya dilakukan oleh profesional yang sudah bergelut lama dengan tebing. Pemanjat free solo yang bijak biasanya hanya memanjat rute yang sudah ia kenal dengan baik dan ia panjat berkali2 dengan pengaman. Dia juga udah tau betul batas kemampuannya dan enggak pernah memanjat rute yang dianggapnya sulit. Kalaoupun ia mentok ditengah jalan ia berani mundur dengan balik turun ke bawah dan bukannya nekat nerusin pemanjatan ke puncak tebing. Dua free soloer yang sangat terkenal yaitu John Bachar (USA) dan Peter Croft (Canada).
Semua tipe pemanjatan diatas masuk kedalam golongan FREE CLIMBING artinya pada saat pemanjatan, pemanjat hanya menggunakan tangan dan kaki dan tebing panjat untuk naik keatas mencapai akhir rute panjat. Kamu enggak boleh menarik tali quickdraws, menginjak bolts, menggantung pada tali pada saat memanjat. Golongan kedua yaitu AID CLIMBING. Aid artinya alat, dalam golongan ini enggak peduli bagaimana caranya, dengan berbagai macam alat, bahkan tangga yang terbuat dari tali tambang, kamu bisa nyampe ke puncak. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:
BIG WALL CLIMBING
Pemanjatan yang biasanya dilakukan berhari2 dengan melakukan kemping di tebing panjat. Para pemanjat membawa berbagai peralatan yang dapat mempermudah akses vertikal. Ini tipe panjat tebing yang paling banyak memerlukan alat, karena bukan saja alat panjat tetapi juga alat kemping dll.
5 Maret 2010
Sekretariat Baru Kita!! Silahkan berkunjung!!!
Untuk kelancaran organisasi JANTERA,berkaitan dengan keberadaan sekretariat (base cemp). para Pengurus sudah menetapkan sebuah rumah untuk di sewa selama 6 bulan di daerah geger arum, belakang kolam renan UPI. negosiasi sewa rumah telah dilaksanakan, negosiator yang terdiri dari KADAT Dkk, telah berhasil menurunkan harga sewa dari 15 jt/tahun jadi 10 jt/tahun. karena kebutuhan keberadaan sekretariat sangat mendesak, akhirnya pengurus mengambil keputusan untuk membayar DP sewa sebesar 1,5 jt, dengan sarat pelunasan sewa harus selasai selama tenggang waktu 1 bulan dari pengumuman ini dikeluarkan. maka dari itu kami mengharafkan bantuan kepada seluruh keluarga besar Jantera untuk menutupi sisa sewa rumah sekretariat Jantera yang baru.
Bantuan dapat di kirim langsung, atau melalui no rek. 0171617518. an Teuku Ahmad Hidayat, BNI Cab UPI Bandung. demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiaanya kami ucapkan terima kasih.
Bantuan dapat di kirim langsung, atau melalui no rek. 0171617518. an Teuku Ahmad Hidayat, BNI Cab UPI Bandung. demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiaanya kami ucapkan terima kasih.
Tertanda
Ketua Adat Jantera Geografi UPI..
Ketua Adat Jantera Geografi UPI..
Langganan:
Postingan (Atom)